Monday, January 7, 2013
Tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis |KLHS

Tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis |KLHS

Mengenal KLHS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (definisi KLHS dalam RUU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup). 

Secara prinsip sebenarnya KLHS adalah suatu self assessment untuk melihat sejauh mana Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) yang diusulkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah telah mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan KLHS ini pula diharapkan KRP yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menjadi lebih baik.

Siapa yang melakukan KLHS?
KLHS dilaksanakan/ dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, karena pada prinsipnya KLHS adalah suatu self assessment untuk melihat sejauh mana Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) yang diusulkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah telah mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan KLHS ini pula diharapkan KRP yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menjadi lebih baik.

Tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis |KLHS
Mengapa perlu KLHS?
KLHS diperlukan sebagai sebuah instrument/tools dalam rangka self assessment untuk melihat sejauh mana Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) yang diusulkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah telah mempertimbangkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan KLHS ini pula diharapkan KRP yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menjadi lebih baik.

Bagaimana melaksanakan KLHS?
KLHS dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
Pengkajian pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; 
Perumusan alternatif penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program; dan 
Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Tahapan seperti ini dilaksanakan baik untuk kegiatan perencanaan maupun evaluasi.

Apa manfaat yang diperoleh dengan melakukan KLHS?
KLHS merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang diterapkan pada tingkat/tataran hulu. Dengan dilakukannya KLHS pada tataran hulu KRP maka potensi dihasilkannya KRP yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang pada akhirnya berimplikasi pada terjadinya kerusakan lingkungan hidup dapat diantisipasi sejak dini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manfaat yang diperoleh dengan melakukan KLHS adalah dihasilkannya KRP yang lebih baik dan sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.


*) Sumber : klhsindonesia.org
Read More...
Banjir Bandang, 9 Kecamatan di Maros Nyaris Tenggelam

Banjir Bandang, 9 Kecamatan di Maros Nyaris Tenggelam

Akibat meluapnya sungai Maros dan banjir bandang yang terjadi sejak Sabtu (5/1) siang, sembilan kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Maros, kabupaten Maros, Sulawesi Selatan nyaris tenggelam. Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla dengan menggunakan helikopter pada Minggu, (6/1) telah melakukan pemantauan langsung di sembilan Kabupaten yang diterjang banjir tersebut.

Sementara itu, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Minggu (6/1) sore, lokasi banjir terparah di Kecamatan Turikale, terjadi di Jl Sejahtera, Jl Sanrima, Jl Cendana, Jl Kassi dan Jl Marampesu. Akses jalan raya terputus pun terputus dan rumah terisolasi. Di Kecamatan Lau banjir terparah di desa Mattiro Decceng. Di desa ini ada dua warga tenggelam dan beberapa rumah terisolasi. Di Kecamatan Maros Baru lokasi terparah berada di bantaran Sungai maros, akses jalan putus dan rumah terisolasi. Di Kecamatan Bantimurung, lokasi banjir terparah di Kelurahan Leang leang, Kelurahan Tompo Balang dan Bungaeja.

Sedangkan, di Kecamatan Tompobulu, khususnya di desa Tumbolo terjadi banjir bandang. Kecamatan Simbang, daerah Pangia, Pakere dan Bonto Paddinging terjadi banjir dan longsor. Di Kecamatan Camba sebanyak empat desa dan Kelurahan diterjang banjir bandang. Di Kecamatan Bontoa desa Pajukukang juga banjir. Sedangkan di Kecamatan Moncongloe, khususnya di desa Moncongloe Lappara juga banjir.
*)Sumber : Koran facebook
Banjir Bandang, 9 Kecamatan di Maros Nyaris Tenggelam
Jembatan Maros (5/1) Jam 14.14 WITA
Beberapa Jam Sebelum Banjir Bandang Terjadi
Foto oleh : A. Muhammad Islamuddin

Menurut Laporan Terakhir (7/1) Kondisi saat ini sudah bagus daripada hari sebelumnya, menurut pemantauan tim investigasi yang disebar oleh penulis, jalan Bone Ke Maros . Maros ke Bone yang lewat Camba, allekappang masih Rawan Longsor Belum aman untuk di lewati, isu beredar yang mengatakan bahwa Jembatan penghubung antara Maros dan Bone (Kac. Mallawa) ambruk pagi ini di klarifikasi oleh salah seorang teman, bahwa Jembatan tersebut tidak ambruk, adapun jembatan yang ambruk bukanlah Jembatan utama (Jalur Padat/Jalur utama) penghubung Kab. Bone dan Kab. Maros, melainkan jembatan lain. informasi di daerah Mario, Jembatan penghubung antar desa ini runtuh.
Banjir Bandang, 9 Kecamatan di Maros Nyaris Tenggelam
Depan Kantor Bupati (6/1) Jam 07.00 WITA
Foto oleh : A. Muhammad Islamuddin
Urungkan niat Anda menuju Kabupaten Maros. Sebab arus lalu lintas di daerah ini lumpuh total akibat banjir bandang yang terjadi sejak kemarin, Sabtu (5/1/2013). Pantauan TRIBUN-TIMUR.COM, Minggu (6/1/2013), arus lalu lintas di jalan poros Makassar-Maros mengalami stagnasi. Banyaknya kendaraan roda empat yang mogok karena mesin mobil kemasukan air serta tinggi air yang mencapai pinggang orang dewasa menjadi penyebab utama kelumpuhan tersebut.

Entah sumber pertama dari mana. Sebuah pesan berantai (broadcast) BlackBerry Messenger (BBM) diduga menyesatkan beredar luas di Makassar, Sabtu (5/1/2013). Pesan tersebut berisi informasi soal luapan air di Bendungan Bili Bili, Kabupaten Gowa. Beredar saat banjir melanda sebagian wilayah Sulsel.

“Mohon do'a.y O:) Jembatan bili-bili skrg sudah mulai menguap dan sudah lewat dri 30cm dr air yg biasa d tampung , skrg warga sudah mulai berdo'a bersama agar kira nya hujan di hentikan dan tdk trjadi hal2 yg tdk d inginkan...
Tlg d bantu BC bagi warga Makassar O:) O:) O:)

Khusus nya sul-sel !” demikian isi pesan tanpa disunting.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sulsel selaku otoritas atas bendungan ini memberi penjelasan. Apa penjelasannya? 

“Memang, air di bendungan diluapkan ke sungai setiap musim hujan. Kalau tidak meluap ke mana-mana dan itu lebih bahaya. Nanti, air dari musim hujan ini dipakai saat musim kemarau,” kata Kepala Dinas PSDA Sulsel, Soeprapto Budisantoso sata dikonfirmasi, malam ini.

“Kelebihan air disalurkan melalui pintu penyaluran pembuangan dan memang dibuang lewat situ. Debit air di bendungan saat ini masih normal, saya lupa angkanya. Pesan seperti itu tak usah dipedulikan, bikin susah warga,” ujarnya.

“Tinggi pintu pembuangan empat meter dan baru meluap 30 centimeter. Angka itu masih normal. Sudah tidak normal atau bahaya kalau meluap dua meter. Sirine akan berbunyi dan dalam kondisi bahaya. Mohon warga agar tetap tenang,” kata Soeprapto mengimbau.(*)

Laporan terkait smentara Kabupaten Maros Jalur Pangkep Makassar sudah cukup aman untuk dilewati, sedangkan kesimpangsiuran berita jalur Bone-Maros masih blum dpat dipastikan, smentara masih menunggu berita dari tim investigasi terkait [pen]
Read More...
Saturday, January 5, 2013
Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?

Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?

Peristiwa tahun 2001 lalu kini terulang kembali, "Kini tragedi yang sama terulang kembali" ungkap Ridwan , hal ini memang sudah disinyalir dari sejak lama, bahwa menurut beliau pengerukan sungai Maros sangat dibutuhkan, agar terjadi kesinambungan saluran sanitasi menuju ke laut, sungai induk (sungai Maros) memang sempat menjadi tempat penambangan pasir, namun hal ini tidak terkoordinir dengan baik, sehingga terdapat bagian yg mengalami pendangkalan dan yang lainnya tidak. Penambangan yang tidak terkoordinir ini adalah penyebab utama terjadinya abrasi yang berujung pada pendangkalan sungai induk (sungai Maros) berbagai argumenpun di saling beradu (Ridwan Dkk) sekitar pukul 03.00 dini hari sewaktu berteduh di Mesjid Al Markaz Al Islami Kab. Maros, beberapa anggotanyapun sudah memulai penghitungan kerugian warga, yang di perkirakan mencapai milyaran.
Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Depan Kantor Bupati 
Kabupaten Maros adalah wilayah yang sangat strategis, menghubungkan berbagai kabupaten, "Kabupaten Maros merupakan Segitiga Bermuda Transportasi Sulawesi Selatan" ungkap Ridwan, pada pukul 09.25 WITA kemacetan pun terjadi mulai dari kantor bupati kabupaten Maros sampai daerah Tambua (Kec. Bontoa) kemacetan diperkirakan sepanjang 4 Km, tak hanya itu kerugian pun di derita dari berbagai pihak, baik warga yang menempati wilayah-wilayah banjir sampai di Pedesaan (Wilayah Sawah dan peternakan, serta Pertambakan) sampai pada warga yang tinggal di wilayah pegunungan (Kec. Camba, Mocongloe dan Tanralili), Di daerah Bantimurung yakni tepatnya daerah Bontosunggu, kondisi banjir yang meluap sampai melahap peternakan ayam milik warga, hal ini merupakan kali pertama terjadi di daerah tersebut, para warga berargumen bahwa penyebab utama terjadinya banjir di wilayah Bontosunggu karena tahun ini dibangun sebuah pabrik Orang Tua Group (www.ot.co.id) , sehingga hilangnya beberapa meter persegi tempat penyerapan air (sawah), yang tidak di imbangi dengan saluran pembuangan (sanitasi) yang baik. Kerugian sementara yang dapat dihitung sekitar 12.000 Ekor Unggas Mati, Padi yang ditanam sekitar 2 minggu telah terendam air selama 4 hari, dan pertambakan warga yang terkena imbas air bah dari anak sungai induk Kab. Maros ini terancam mengalami gagal panen.

Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Tak hanya itu, kabar berita dari Kecamatan Camba, yang sekitar 70% dataran tinggipun mengalami kejadian yang sama, ungkap warga setempat "selama berpuluh-puluh tahun mereka menetap di tempat tersebut, baru kali ini mendapatkan banjir setinggi ini", tak dapat di pungkiri bahwa curah hujan yang cukup deras juga merupakan faktor utama kondisi ini, efek dari cuaca yang susah untuk di prediksi, merupakan efek dari pemanasan global (Global Warming), bencana alam ini tak hanya sampai disitu saja, jalanan masuk ke situs purbakala Leang-Leang pun tak luput dari terjangan air, aliran air yg deras bs saja menghanyutkan warga/kendaraan yang melintas.

Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Jalan penghubung situs purbakala Leang-Leang
Pagi ini Terdapat Laporan meski belum terlalu jelas kebenarannya 1 orang meninggal yang mencoba menerobos air bah yang menerjang ke jalan poros Makassar-Maros, jalur transportasi utama penghubung antara Maros-Makassar-Pangkep-Bone, dan pada malam hari sekitar pukul 11.00 WITA 3 orang terseret arus dari jalur penghubung terminal maros ke perumnas tumalia, beruntungnya korban ditemukan setelah pencarian beberapa lama melewati beberapa hektar lahan yang di tempati air bah (di belakang kantor bupati Maros) oleh tim SAR setempat, korban ditemukan terdampar di tembok kantor pajak kabupaten Maros, meskipun harus kehilangan kendaraan yang di tumpanginya, ketika diterjang air bah dari arah timur, menerjang jalan yang dilewati korban.

Meski tak sedikit yang mengalami kerugian, ada beberapa orang/penduduk yg memanfaatkan bencana ini dan merasa bahwa bencana ini membawa berkah bagi mereka, yakni pedagang makanan dan minuman, dikarenakan pengungsi dari dalam dan luar kota banyak yang mengungsi di mesjid besar Al Markas Kab. Maros dan masih menunggu bantuan dari pemerintah daerah setempat.

Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?

"Apa yang terjadi di Kab. Maros adalah cerminan diri dan cerminan dari sebuah kebijakan yang tidak berdasar kepada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Banjir yang terjadi hampir setiap tahun (bukan hanya di daerah perkotaan, melainkan daerah-daerah yang Sudah menjadi langganan Banjir) seharusnya menjadi pelajaran kepada kita sehingga kita dapat membuat sebuah kebijakan yang sifat preventif (pencegahan) untuk meminimalisir Musibah" 
*) Penuturan Warga setempat (Pemerhati Lingkungan) 

Pembelajaran yg sangat berarti bagi semuanya, bahwa apa yang ada dan terjadi saat ini adalah ulah kita sendiri, dan sudah sepatutnya menjadi pedoman kita kedepan agar mampu melihat dengan bijak pembangunan masa akan datang yang harus sinergi dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Kejadian ini mungkin teguran dan himbauan agar setiap manusia bisa lebih bijak dalam mempergunakan dan menjaga alam. (pen)

Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Banjir di Kab.Maros, Salah siapa?
Depan kantor Bupati Maros
Read More...
Pegunungan Karts Terbesar Kedua Di Dunia

Pegunungan Karts Terbesar Kedua Di Dunia

Berbicara kawasan karst memang cukup menarik. Selain memiliki keunikan tersendiri, bentukan dan bentang alam yang khas dengan keunikan flora serta faunanya juga menjadi daya tarik tersendiri. Baik bagi para ilmuwan maupun para pemerhati dan penikmat alam. Keindahan itu rupanya tak hanya dimiliki China Selatan, namun bisa ditemui di Sulawesi Selatan khususnya di kawasan Maros-Pangkep. Tebing-tebing karst yang tinggi menjulang berbentuk menara (tower karst) yang berdiri sendiri maupun berkelompok membentuk gugusan pegunungan batu gamping yang menjulang tinggi merupakan fenomena alam yang menakjubkan. Tidak hanya sebatas karstnya saja, kawasan karst Maros-Pangkep memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri, yang tidak dimiliki oleh kawasan karst lainnya. Terbukti dengan keanekaragaman flora dan fauna.

Kawasan karst di Kabupaten Maros sendiri ada sekitar 20 ribuan hektare yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (Babul). Kepala Seksi Pengelola Taman Nasional Babul, Dedy Asriady mengatakan jika berbicara luas kawasan hutan di Taman Nasional Babul sekitar 43.750 hektare. Tapi kawasan karstnya itu 20 ribu di kawasan Taman Nasional. "Sedangkan kawasan karst Maros-Pangkep yang ada di dalam dan luar Taman Nasional itu jumlahnya kurang lebih 40 ribu, tapi yang masuk Taman Nasional khusus karstnya itu 20 ribu ditambah beberapa kawasan hutan masuk menjadi kawasan taman nasional menjadi 43 ribu," jelas Dedy.Lebih lanjut, kata dia, kawasan karst Maros-Pangkep yang masuk menjadi taman nasional ada 20 ribu sementara yang di luar taman nasional itu dalam bentuk hutan lindung dan hutan produksi. "Sebagian itu ada yang dikelola oleh hak guna usaha pertambangan seperti PT Semen Bosowa, PT Semen Tonasa, dan perusahaan marmer," katanya. Dia mengatakan kawasan karst yang masuk dan di luar Taman Nasional, tetapi yang tidak ditambang itulah dijadikan sebagai destinasi wisata.

"Jadi kawasan karst yang dalam Taman Nasional ada sekitar 20 ribu di antaranya Bantimurung, Leang Leang, air terjun di Mallawa, Biseang Labboro (Bislab), Gunung Bulusaraung Pengkep dan Leang Lonrong di Pangkep itulah beberapa yang menjadi destinasi wisata," katanya.
Pegunungan Karts Terbesar Kedua Di Dunia
[Ilu] TN. Babul
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
The Second Biggest Karts Mountain in The World

Banyak hal menarik, kata dia, sehingga karst Maros-Pangkep diusulkan sebagai World Heritage atau warisan dunia sekitar tahun 2000an lalu. "Pertama karena kawasan karst di Indonesia itu yang sebagian ditunjuk menjadi Taman Nasional itu satu-satunya di Indonesia yang luasnya 40 ribuan, kalau di Jawa hanya sekitar 5 ribuan. Sehingga dikenal sebagai kawasan karst terbesar kedua setelah China Selatan," jelasnya. Kedua, lanjutnya, kawasan karst itu penuh dengan potensi yang belum tergali. "Mulai dari potensi budayanya yang ternyata banyak peninggalan prasejarah di dalamnya, juga ada gua-gua prasejarah," katanya. Tidak hanya itu, kata Dedy, dari segi ilmu pengetahuan bidang flora dan fauna ternyata banyak dijumpai tumbuhan dan hewan yang punya ketergantungan dengan kawasan karst.

Dimana jenis fauna yang kerap ditemui di kawasan karst seperti jenis Kera Hitam atau Macaca Maura dan Tersius (Tarsius sp). Sedangkan jenis floranya seperti pohon ara atau beringin (Fiscus sp) dan jenis kayu hitam (Diospyros celebica). Menariknya lagi, kata dia, kawasan karst itu tata guna air sehingga bisa menghidupi sebagai sumber cadangan air di musim kemarau dan untuk kepentingan-kepentingan seperti di persawahan. Pengusulan karst Maros-Pangkep sebagai warisan dunia itu, kata dia, inisiasinya sekitar tahun 2000-an.” Sebelum Taman Nasional terbentuk pun tahun 2004 pun itu sudah diinisiasi. Hanya saja salah satu syaratnya kawasan itu harus jelas pengelolanya," katanya. Karena itu, dibentuknya Taman Nasional merupakan salah satu alasan supaya ada yang bertanggung jawab terhadap calon lokasi World Heritage ketika dimintai pertanggungjawaban. Namun untuk mengusulkan ke UNESCO, kata dia, ada tahapan-tahapan yang dilakukan sesuai kategori yang ditetapkan. "Kan ada beberapa kategori yang ditetapkan UNESCO antara lain dari segi Natural, Budaya dan penggabungan keduanya. Nah itu bisa kita pilih," katanya.

Untuk Karst Maros Pangkep sendiri, kata dia kategori yang dipilih adalah yang ketiga. Yaitu penggabungan Natural dan Budayanya. Dia juga menjelaskan ketika Karst Maros-Pangkep dijadikan warisan dunia, tentu ada plus minusnya. "Keuntungannya karena sudah pasti lokasi-lokasi itu menjadi perhatian dunia. Biasanya kalau perhatian dunia sudah fokus ke kawasan world heritage itu berarti sumbangsih terhadap kelestarian keberadaan warisan dunia dilakukan oleh semua pihak. Baik pihak nasional maupun luar negeri," ungkapnya. Wujudnya, kata dia, boleh dalam bentuk bantuan finansial ataupun teknik. Keuntungan lainnya, menurut dia promosi terhadap lokasi world heritage itu mendunia. Jadi tidak hanya di pemerintahan Indonesia promosinya.

Sementara luasan karst Maros-Pangkep yang diusulkan sebagai World Heritage, kata dia, belum diketahui secara pasti. Itu dikarenakan deliniasi atau pengukuran batas mana yang masuk kawasan World Heritage belum ditentukan. "Jadi kita belum mendapatkan informasi berapa luasnya," katanya. Terpisah Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Andi Muhammad Said mengakui adanya pengusulan Karst Maros-Pangkep sebagai warisan dunia. "Memang dulu itu kita sudah nominasikan bersamaan semua termasuk Toraja, tapi ada prioritas," katanya. Saat ini, kata dia, yang menjadi prioritas adalah Toraja. Sedangkan Karst Maros-Pangkep nanti setelah Toraja. Keuntungannya setelah menjadi world heritage, kata dia, secara tidak langsung membantu kita untuk mempromosikan dan melestarikannya. Luasan atau wilayah, yang akan dijadikan World Heritage kata dia belum ditentukan karena masih akan dilakukan kajian-kajian.

Pegunungan Karts Terbesar Kedua Di Dunia
Karts Rammang-Rammang
Kumpulan karst ini juga menghasilkan gua yang menjadi habitat spesies langka dan dipercaya sebagai bekas tempat tinggal masyarakat kerajaan Bantimurung di zaman dahulu. Setidaknya terdapat 268 gua yang terbentuk di kawasan ini. Salah satu guanya, Leang Leaputte menjadi salah satu yang terdalam di Indonesia dengan kedalaman 260 meter dan yang terpanjang adalah gua Salukkan Kallang dengan perkiraan panjang keseluruhan 27 km. Keunggulan ini menjadikan Bantimurung objek wisata terbaik di Sulawesi Selatan. Di beberapa gua juga masih bisa ditemukan peninggalan purbakala berupa gambar di dinding gua maupun perkakas.
Karst dikenal identik dengan kapur, tandus, panas, kering dan terjal dengan kekokohan bebatuan yang cenderung berwarna putih. Kawasan karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sudah sejak lama dikenal sebagai pegunungan kapur yang banyak menyimpan berbagai potensi yang khas dan unik. Karakteristik tersebut kiranya telah mampu mengundang berbagai kalangan disiplin ilmu maupun para pihak untuk tetap mempertahankan kelestariannya, mengelola dan memanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Salah satu kawasan yang banyak menarik wisatawan adalah Taman Wisata Alam Bantimurung yang terletak di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Memiliki potensi alam yang indah, sebagai tempat wisata budaya, dan merupakan habitat lebih dari 84 jenis kupu-kupu, yang dijuluki sebagai Kingdom of Butterflies. Air Terjun Bantimurung dipercaya memiliki khasiat sebagai terapi kesehatan, merupakan obyek wisata alam menarik yang telah banyak mengundang pengunjung untuk datang dan menikmati kesejukan maupun khasiat air terjun tersebut.

Pegunungan Karts Terbesar Kedua Di Dunia
Karts Rammang-Rammang
Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat untuk mengelola kawasan tersebut sebagai tempat rekreasi dan pendidikan, sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar dalam pengelolaan Taman Wisata Alam guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Di sisi lain, masyarakat turut memelihara, menjaga serta mempertahankan kawasan tersebut secara berkelanjutan.

*) Sumber : tn-babul.orgfajar.co.id
Read More...
 
TOP