Friday, March 1, 2013
Dijamah Mereka | Kumpulan Puisi

Dijamah Mereka | Kumpulan Puisi

Kumpulan Puisi
Dijamah Mereka | Kumpulan Puisi
~Dijamah Mereka~

Engkau terlihat bersandar
Meresapi diri disudut sepi
Apa yg engkau pikirkan saat ini
Melamun seakan kejam menikammu

Engkau tersentak kaget
Jemarimu tertarik tangan kasar mereka
Tubuhmu dielus dan dijamah
Tiada dayamu menepisnya

Lekuk tubuhmu dipangku
Engkau menjerit, entah senang ataukah tersiksa
Senyum mereka bahagia
Menikmati erang jeritmu yang membahana

Mereka jamah tiap inci tubuhmu
Menggema suara mereka
Lalu meninggalkanmu tergeletak tiada daya
Gerak pun engkau tak bisa

#Sacrosaint87

Baca juga di Kumpulan Puisi Rindu dan Kumpulan Puisi Sepi


©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Tuesday, February 26, 2013
Tetes Sang Embun | Kumpulan Puisi

Tetes Sang Embun | Kumpulan Puisi

 Kumpulan Puisi
 
Tetes Sang Embun | Kumpulan Puisi
~Tetes Sang Embun~

Akulah sang tetesan embun
Datang dari basahnya aroma malam
Berkumpul di kelopak persinggahan jalanku
Seraya beristirahat dari lelahnya menjajaki langit

Sepintas ingin kutemani dirimu mekar
Seraya menghapus debu
Meski tak dapat ku menyentuh inti sepi dipusatmu
Seketika Kumbang terpilih hinggap
Meneguk tiap tetes sari madumu
Rautku mengkerut dan berkecamuk

Maafkanku tak dapat berjuang
Tuk hanya menampar kumbang pengecap
Ataupun sekedar membisik kesukmanya
Ku hanya mematung tanpa pahatan jelas

Harappun menjadi sirna
Saat diri terhempas ke dasar belukar
Meski niat hanya sekedar menanti izin
Tuk merasuki inti kelopakmu

#Desir Syair Rindu

Baca juga di Kumpulan Puisi Rindu dan Kumpulan Puisi Sepi

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Senyummu Layla | Kumpulan Puisi

Senyummu Layla | Kumpulan Puisi

Kumpulan Puisi
Senyum Layla | Kumpulan Puisi
Foto : Carl Sies-wono Purwanto
~Senyummu Layla~

Seketika terpaan lembut mengusik helai
Membuka aroma semerbak kasturi
Sudah terhapuskah tetes disudut mata
Kerut menipis tergantikan senyum
Terbayang kerutan halus mengendap diwajahmu
Seketika asa menerawang
Mengukir bahagia dilubuk terdalam
Bagai ingin ku peluk dirimu saat itu

Sungguh ku tenggelam dalam aroma surga
Terbenam nikmat tak terlukiskan kata
Saat teduh menerangi jiwa
Kecewa hadir mengiring takdir

Ingin rasa tenggelam dalam raut ceriamu
Dalam harap meski berselimut derita
Izinkanku mengalir bersama sukma
Ketika diri larut terbenam rasa
"Senyum mu kan menggores luka bahagia"

 #Desir Syair Rindu

Baca juga di Kumpulan Puisi Rindu dan Kumpulan Puisi Sepi

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Monday, February 25, 2013
Bahagia di hari ini | Kumpulan Puisi

Bahagia di hari ini | Kumpulan Puisi

Kumpulan Puisi
Bahagia di hari ini | Kumpulan Puisi
~Bahagia dihari ini~

Engkau sinar terang yang tercipta
Menelusur kedalam heningnya hati
Tak terasa sudah hampir satu purnama
Dekapanku tetap menyelimuti

Hari ini, menit berganti detik
Saat jatahmu telah tertarik
Syukurku pada-Nya sang maha segalanya
Dewasa beriring usia telah tercipta

Pagi ini hari baru buatmu
Duhai penakluk hati bertahan sepi
Saat diri terkekang takdir semu
Kuhaturkan maaf bersimbah sepi

Salam sayangku dihari ini
Pertanda diri menyimpan rindu
Menggenggam hati memberi kembali
Rasa bahagia yang kini kunanti
"Dalam Ucap Ultah dari Lubuk Hati"

#Sacrosaint87

Baca juga di Kumpulan Puisi Rindu dan Kumpulan Puisi Sepi

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Hidayah Allah Kepada 38 Tentara Korea

Hidayah Allah Kepada 38 Tentara Korea

Hidayah Allah Kepada 38 Tentara Korea
Seakan menggema di telinga khotbah Jumat beberapa waktu lalu, di antaranya ada yang menjelaskan tentang kiamat, kalimat yang sangat lekat dalam ingatanku waktu itu adalah "Terbitnya Matahari di Tempat Tenggelammnya" yakni terbit disebelah barat tenggelam di sebelah timur, nanti akan terbalik jika kiamat akan segera datang (tanda-tanda kiamat), ustads tersebut menjelaskan perumpamaan dari tanda-tanda kiamat tersebut, bahwa ungkapan kalimat tersebut adalah berbondong-bondongnya umat dari negara Barat seraya ke arah timur untuk memeluk Islam, masuk akal juga ya menurutku, dan segera kupertanyakan ilmu yg baru kudapat ini pada ibunda ku tercinta yang kebetulan seorang Udztazah juga di Pondok Pesantren, ibundaku pun berkata, itu kemungkinan saja terjadi, karena Kiamat itu Rahasia Allah, bisa saja kalimat "Terbitnya matahari di sebelah timur dan penggelam disebelah barat di isyaratkan demikian, bahwa orang dari timur semakin banyak yg terjerumus ke kemaksiatan dan sebaliknya makin banyak orang dari negeri barat yang masuk Islam.

Sejenak ku browsing ke internet, Subhanallah, ku menemukan 2 artikel yang sangat fantastis entah itu Hoax ataupun kebenaran sesungguhnya, karena Kebenaran itu sumbernya dr Allah SWT, Artikel Pertama yaitu Paus Masuk Islam dan 38 Tentara Korea Masuk Islam, kedua artikel ini sungguh sangat menggetarkan hatiku, Perkataan pemimpin tentara Korea ini yaitu :
"I became a Muslim because I felt Islam was more humanistic and peaceful than other religions. And if you can religiously connect with the locals, I think it could be a big help in carrying out our peace reconstruction mission."
So said on Friday those Korean soldiers who converted to Islam ahead of their late July deployment to the Kurdish city of Irbil in northern Iraq. At noon Friday, 37 members of the Iraq-bound "Zaitun Unit," including Lieutenant Son Hyeon-ju of the Special Forces 11th Brigade, made their way to a mosque in Hannam-dong, Seoul and held a conversion ceremony".
They had memorized the Arabic confession, " Ashadu an La ilaha il Allah, Muhammad-ur-Rasool-Allah," which means, "I testify that there is no god but God (Arabic: Allah), and Muhammad is the Messenger of God."

Hidayah Allah Kepada 38 Tentara Korea
Dikabarkan oleh seorang kawan Facebook bernama bernama Syamsi Gafur, sebanyak 38 tentara Korea Selatan secara spontan berikrar masuk Islam. Ke-38 tentara Korea itu, satu orang diantaranya seorang komandan bernama Kapten San Jin-Gu sedang 37 lainnya adalah prajurit. Kapten San adalah salah satu komandan Brigade 11 SF, pasukan perdamaian PBB dari Korea Selatan yg ditugaskan di Irak. Kapten San dan pasukannya bertugas di wilayah Irbil, Irak Utara. Menurut Syamsi Gafur, saat bertugas di wilayah tersebut, Kapten San Jin-Gu sering mengamati orang-orang muslim sholat berjamaah di masjid. Kebetulan markas pasukannya berada dekat sebuah masjid. Ia sangat tertegun dengan gerakan-gerakan sholat. Karena dihinggapi rasa penasaran, ia mencoba menirukan seluruh gerakan sholat dan dipraktekan dikamarnya sendirian.

Pada saat mempraktekan itulah Kapten San Jin-Gu merasakan ada ketenangan, dan perasaan damai dalam hatinya. Itulah sebabnya, gerakan2 sholat tsb kemudian ia jadikan program meditasi di pasukan yg ia pimpin (disamping Yoga), dan ternyata sebagian besar prajurit setelah mempraktekan gerakan2 sholat tsb merasakan hal yg sama, mereka juga merasa lebih tenang dan damai. Sejak itu Kapten San berinisiatif mempelajari Islam untuk mengenalnya lebih dalam lagi, dan akhirnya ia memutuskan untuk memeluk Islam. Ketika niatnya ingin memeluk Islam disampaikan kepada prajurit-prajuritnya, ia berkata: “aku telah menemukan cahaya kehidupan yang sesungguhnya, aku ingin berada dalam cahaya itu, dan cahaya itu adalah Islam”. Tanpa ia duga, secara spontan 37 prajurit yang ia pimpin mengangkat tangan mereka, sebagai tanda ikut bersama komandannya untuk juga memeluk Islam.
Syahadat
Kutipan syahadat di atas adalah penjelasan dan ikrar para tentara Korea yang serentak masuk Islam, Subhanallah, adapun kebenaran dari postingan saya ini awalnya masih sy ragukan, namun ketika melihat foto yang tersebar di Internet, sy agak yakin dengan apa yang terjadi, karena kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, dan ke khilafan itu datangnya dari sy sebagai ummat muslim yang hanya menyampaikan kebenaran menurut sy pribadi dengan dasar-dasar yg saya petik. Wallahu Alam 
Hidayah Allah Kepada 38 Tentara Korea
Janji Ikrar Tentara Korea (syahadat)
"Bilamana aku kurang santun dalam bernasihat, ataukah kurang ramah dalam menyampaikan kebaikan, itu hanya sentilan agar engkau lebih baik dari apa yang tak pernah engkau kira, meskipun aku belum tentu sebaik yang engkau kira, namun aku berusaha menyampaikan kebenaran (menurut diriku dengan dasar-dasarnya), dengan memegang prinsip "Saling ingat mengingatkanlah sesama muslim" Sekarang giliran anda para pembaca untuk menilai, baik buruknya penyampaian saya, dan silahkan apabila disuatu hari nanti benar bahwa postingan saya ini adalah hoax, terhatur maafku yang sebesar-besarnya pada setiap pembaca, karena tiada satupun niat untuk membuat suatu kedustaan untuk diyakini kebenarannya, kecuali ku hanya ingin berbagi informasi dan tetap berdakwah sesuai kemampuanku."
Inilah dunia, kita datang, kita pulang, kita berbekal, dan kita berlalu.
*)Sumber : way-to-allah.com , archive.kaskus.co.id

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Hati yang Terjaga | Kumpulan Puisi

Hati yang Terjaga | Kumpulan Puisi

Kumpulan Puisi
Hati yang Terjaga | Kumpulan Puisi
~Hati yang Terjaga~

Tiada sekat cinta dan benci
Aliran merasuk kedalam hati
Lemah hati tersingkap lagi
Olehnya jangan kau bermain hati

Hati lemah bagaikan ranting
Terima semua kehendak nurani
Jagalah hati di tepian tebing
Laksana parkit mengintai jerami

Bangunlah dinding penjaga kalbu
Terjaga terpa nista dunia
Hati bersimpuh tanda tertuju
Terikat simpul tautan bahagia

Duhai satria penakluk
Lantunkan doa memberi sekat
Kujaga hati laksana ombak
Hati terparti dijaga sunyi nan pekat
"Untuk halalmu sang penakluk hati"

#Sepi Desir Syair Rindu

Baca juga di Kumpulan Puisi Rindu dan Kumpulan Puisi Sepi

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Sunday, February 24, 2013
Melirik Pancasila, Globalisasi dan Kepemudaan Indonesia

Melirik Pancasila, Globalisasi dan Kepemudaan Indonesia

Melirik Pancasila, Globalisasi dan Kepemudaan Indonesia
Tak terasa sudah kemerdekaan Indonesia telah sampai pada umurnya yang sudah cukup tua, 68 dalam usia renta jika diukur dari segi umur manusia, perjalanan panjang ini bagai memutar balik waktu seakan baru kemarin saat presiden kita Bapak Ir. Soekarno dan Dr. Mohammad Hatta mengumandangkan proklamasi atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta. Peristiwa ini tentulah tidak lepas dari peran pemuda-pemudi Indonesia, yang lebih dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok, yakni peristiwa penculikan kedua tokoh bersejarah kita ini merupakan wujud perjuangan dan kebangkitan jiwa pemuda untuk memerdekakan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Sekilas tercermin dari kisah di atas, terbayang kisah sumpah pemuda yang terjadi beberapa tahun silam, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sungguh kisah yang membuat nama kepemudaan di Indonesia menanjak.
"Kami poetera dan poeteri Indonesia,"
"Mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia."
"Kami poetera dan poeteri Indonesia,"

"Mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia."
"Kami poetera dan poeteri Indonesia,"

"Mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."
Hasil perjuangan para pemuda kita yang wajib diacungi jempol, kegigihan mereka dan perjuangan mereka mati-matian membela tanah air dalam gelimang darah dan air mata.

Era globalisasi yang ditandai dengan masuknya nilai-nilai bangsa lain sedikit tidaknya merubah nilai-nilai kepemudaan yang ada di Indonesia, sekarang ini kepemudaan di Indonesia sangat kental hubungannya dengan globalisasi bahkan globalisasipun sudah jadi bagian hidup para pemuda-pemudi di Indonesia saat ini, pergeseran makna kepemudaan pun sangat terasa saat efek-efek dari globalisasi ini merasuk kedalam nadi para pemuda, segala segi menjadi lini masuknya globalisasi, dari gaya hidup (Life Style) sampai pada teknologi, meski di akui bahwa dampak dari globalisasi ada positifnya, pemuda-pemudi bangsa Indonesia seakan kehilangan jati diri sebagai pemuda-pemudi yang dialiri darah Pancasila, dimana Pancasila itu sendiri mengajarkan kita 5 hal pokok yakni
  1. Ketuhanan yang maha Esa, 
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,  
  3. Persatuan Indonesia, 
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan terakhir 
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dimana keberadaan denyut pancasila dalam diri kita para pemuda-pemudi bangsa Indonesia? makna itu seakan telah tenggelam, ataukah sudah terlupakan? sia-sia rasanya tiap hari senin dikumandangkan teks Pancasila namun tak satupun maknanya tersimpan dalam ingatan pemuda-pemudi kita, sungguh kisah yang sangat miris jika kita menengok kembali simbah darah para pejuang kita dimasa lampau, yang rela terenggut nyawa dan sanak saudaranya.

Melirik Pancasila, Globalisasi dan Kepemudaan Indonesia
Makna Pancasila yang sangat bergeser dalam kepemudaan di Indonesia mungkin tercermin dalam sila ke  dan ke 5, dimana dalam era globalisasi persatuan Indonesia seakan terpecah kembali, peristiwa Timor Timor (Timor leste) dan pemberontakan-pemberontakan di beberapa provinsi di sulawesi selatan seakan marak dengan makna kesenjangan keadilan dan persatuan, bagaimana peran pemuda kita dalam perjalanan sejarah yang mencerai-beraikan Indonesia saat itu? "Berbangsa satu bangsa Indonesia" kalimat yang seakan terlupakan oleh para pemuda kita saat ini.



Era globalisasi seakan menjerumuskan sebagian besar pemuda-pemudi kita ke dalam lembah kealpaan tentang makna bersejarah, makna kemerdekaan yang telah sekian lama dikecap seakan sirna bagai terpaan ombak terhapus dan tiada jejak, perlahan namun pasti efek globalisasi ini merasuk semakin dalam bagai kanker ganas yang menggerogoti jiwa kepemudaan di Indonesia, saatnya kita peduli akan nasib bangsa dimana masa depan bangsa kita harus diperjuangkan oleh para pemuda-pemudi di Indonesia. Kita tentu tidak boleh tinggal diam melihat tingkah polah pemuda-pemudi kita, dan tentunya pemberdayaan pemuda yang harus di emban oleh kita semua adalah kunci kesuksesan bangsa Indonesia itu sendiri.

Membangkitkan kembali darah Pancasila dalam diri pemuda bukanlah hal yang simpel dan wacana belaka, ini adalah tanggung jawab yang harus diemban pemerintah dan segenap masyarakat bangsa Indonesia, demi kelangsungan makna kepemudaan yang tetap berpegang teguh pada Pancasila, UUD, dan Sumpah Pemuda yang diperjuangkan dengan darah dan air mata, pemuda adalah identitas bangsa ini, penerus generasi dalam lingkup regenerasi pemimpin, baik dalam memimpin rumah tangga bahkan sampai pada generasi muda pemimpin bangsa, karena sudah di anggap perlu bahwa pemerintah haruslah memberikan solusi guna membangun dan menyelamatkan pemuda-pemuda di Indonesia, baik dalam hal pembuatan lembaga-lembaga kepemudaan, ataupun pengembangan watak dan jiwa kepemudaan yang nantinya akan berimbas pada bangsa Indonesia itu sendiri, singkirkan segala keterbatasan mulai dari gender sampai pada rasis, agar bangsa Indonesia punya visi dan misi kedepan yang lebih baik dalam lingkup kepemudaan, serta yang tak kalah pentingnya, pembenahan moral bangsa (kepemudaan) yang kian terpuruk oleh efek globalisasi yang tentunya akan menjadi tantangan berat bagi kita bersama.

Berkibarlah benderaku, Bentangkan sayap Garudaku, Berkibar dan terbanglah di tiap sanubari Putra-putri bangsa ini.

Artikel Rujukan : sumpahpemuda.org/, www.profil.web.id , tendean.blogspot.com

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Kisah Rabi'ah Al-Adawiyah | Perintis Cinta Ilahi [5]

Kisah Rabi'ah Al-Adawiyah | Perintis Cinta Ilahi [5]

Kisah Rabi'ah Al-Adawiyah | Perintis Cinta Ilahi [5]
Masa Perbudakan
Derita Rabi'ah sang gadis yatim piatu berlanjut dan bahkan semakin bertambah, ketika kota Basrah dilanda musibah kekeringan dan kelaparan, banyak penduduk miskin mati karena kelaparan, termasuk ketiga kakaknya yang lemah, sehingga tinggallah Rabi'ah seorang diri, seorang gadis sebatang kara tanpa sanak saudara. 

Musibah itu mengakibatkan merajalelanya segala jenis kejahatan dan perbudakan, keberadaan Rabi'ah diketahui oleh orang jahat, Rabi'ah pun dijadikan budak dan dijual seharga enam dirham, orang yang membeli Rabi'ah pun menyuruhnya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang amat berat. Suatu ketika ia berjalan-jalan dan seseorang yang tak dikenalnya menghampirinya, dengan segera Rabi'ah mencoba melarikan diri dan kemudian ia tergelincir dan jatuh, sehingga tangannya terkilir.

Rabi'ah menangis tersedu sambil menundukkan mukanya ke tanah seraya berkata "Ya Allah, aku adalah orang asing di negeri ini yang tak mempunyai ayah dan bunda, aku adalah seorang tawanan yang tak berdaya. sedang tanganku cedera, dan tiada kesedihan dalam hatiku, satu-satunya yang kuharapkan adalah dapat memenuhi kehendak-Mu dan mengetahui apakah Engkau berkenan atau tidak" Sebuah suara yang tidak dijelaskan dari mana asalnya berkata pada Rabi'ah "Rabi'ah, janganlah engkau berduka, esok lusa engkau akan dimuliakan sehingga malaikat-malaikat iri kepadamu"

Rabi'ah pun berlari kerumah tuannya dan merawat cedera tangannya hingga sembuh, kejelasan tentang berapa lama rabiah mengalami perbudakan tidak dijelaskan secara terperinci.
*) Sumber : Buku | Muhabbah Cinta - Rabi'ah Al-Adawiyah

Bersambung ke Kisah Rabi'ah Al-Adawiyah | Perintis Cinta Ilahi [6] 

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
Perihal Perdebatan Ulama Tentang Haid

Perihal Perdebatan Ulama Tentang Haid

Perihal Perdebatan Ulama Tentang Haid
Beberapa perdebatan tentang seputar ibadah pada saat haid serta larangan-larangan ketika seseorang (akhwat) haid menjadi problema yang hampir diperdebatkan sampai saat ini, berikut adalah sedikit penjelasan tentang boleh atau tidakkah seseorang (akhwat) melakukan sesuatu hal (tercantum) dalam keadaan haid?

Bolehkah seorang wanita yang sedang haid masuk & duduk di dlm masjid ?
Sebagian ulama melarang seorang wanita masuk & duduk di dlm masjid dgn dalil:

لاَأُحِلُّ الْمَسْجِدُ ِلحَائِضٍُ وَلا َجُنُبٍ
“Aku tak menghalalkan masjid utk wanita yang haidh & orang yang junub.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud no.232, al Baihaqi II/442-443, & lain-lain)

Akan tetapi hadits di atas merupakan hadits dho’if (lemah) meski memiliki beberapa syawahid (penguat) namun sanad-sanadnya lemah sehingga tak bisa menguatkannya & tak dapat dijadikan hujjah. Syaikh Albani -rahimahullaah- telah menjelaskan hal tersebut dlm ‘Dho’if Sunan Abi Daud’ no. 32 serta membantah ulama yang menshahihkan hadits tersebut seperti Ibnu Khuzaimah, Ibnu al Qohthon, & Asy Syaukani. Beliau juga menyebutkan ke-dho’if-an hadits ini dlm Irwa’ul Gholil’ I/201-212 no. 193.

Berikut ini sebagian dalil yang digunakan oleh ulama yang membolehkan seorang wanita haid duduk di masjid (Jami’ Ahkamin Nisa’ I/191-192):
Adanya seorang wanita hitam yang tinggal di dlm masjid pada zaman Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Namun tak ada dalil yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkannya utk meninggalkan masjid ketika ia mengalami haidh.

Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah radhiyallahu’anha, “Lakukanlah apa yang bisa dilakukan oleh orang yang berhaji selain thowaf di Baitullah.” Larangan thowaf ini dikarenakan thowaf di Baitullah termasuk sholat, maka wanita itu hanya dilarang utk thowaf & tak dilarang masuk ke dlm masjid. Apabila orang yang berhaji diperbolehkan masuk masjid, maka hal tersebut juga diperbolehkan bagi seorang wanita yang haidh.

Kesimpulan:
"Wanita yang sedang haid diperbolehkan masuk & duduk di dlm masjid karena tak ada dalil yang jelas & shohih yang melarang hal tersebut. Namun, hendaknya wanita tersebut menjaga diri dgn baik sehingga darahnya tak mengotori masjid"

Bolehkah seorang wanita yang sedang haid membaca Al Qur’an (dengan hafalannya) ?
Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita yang haid dilarang utk membaca Al Qur’an (dengan hafalannya) dgn dalil:
لاَ تَقرَأِ الْحَا ءضُ َوَلاََ الْجُنُبُ شَيْئًا مِنَ الْقُرْانِ
“Orang junub & wanita haid tak boleh membaca sedikitpun dari Al Qur’an.” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi I/236; Al Baihaqi I/89 dari Isma’il bin ‘Ayyasi dari Musa bin ‘Uqbah dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar)

Al Baihaqi berkata, “Pada hadits ini perlu diperiksa lagi. Muhammad bin Ismail al Bukhari menurut keterangan yang sampai kepadaku berkata, ‘Sesungguhnya yang meriwayatkan hadits ini adalah Isma’il bin Ayyasi dari Musa bin ‘Uqbah & aku tak tahu hadits lain yang diriwayatkan, sedangkan Isma’il adalah munkar haditsnya (apabila) gurunya berasal dari Hijaz & ‘Iraq’.”
Al ‘Uqaili berkata, “Abdullah bin Ahmad berkata, ‘Ayahku (Imam Ahmad) berkata, ‘Ini hadits bathil. Aku mengingkari hadits ini karena adanya Ismail bin ‘Ayyasi’ yaitu kesalahannya disebabkan oleh Isma’il bin ‘Ayyasi’.”
Syaikh Al Albani berkata, “Hadits ini diriwayatkan dari penduduk Hijaz maka hadits ini dhoif.” (Diringkas dari Larangan-larangan Seputar Wanita Haid dari Irwa’ul Gholil I/206-210)

Kesimpulan dari komentar para imam ahli hadits mengenai hadits di atas adalah sanad hadits tersebut lemah sehingga tak dapat digunakan sebagai dalil utk melarang wanita haid membaca Al Qur’an.

Hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha beliau berkata, “Aku datang ke Mekkah sedangkan aku sedang haidh. Aku tak melakukan thowaf di Baitullah & (sa’i) antara Shofa & Marwah. Saya laporkan keadaanku itu kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka beliau bersabda, Lakukanlah apa yang biasa dilakukan oleh haji selain thowaf di Baitullah hingga engkau suci’.” (Hadits riwayat Imam Bukhori no. 1650)

Seorang yang melakukan haji diperbolehkan utk berdzikir & membaca Al Qur’an. Maka, kedua hal tersebut juga diperbolehkan bagi seorang wanita yang haid karena yang terlarang dilakukan oleh wanita tersebut -berdasar hadits di atas- hanyalah thowaf di Baitullah. (Jami’ Ahkamin Nisa’ I/183)

Kesimpulan:
Wanita yang sedang haid diperbolehkan utk berdzikir & membaca Al Qur’an karena tak ada dalil yang jelas & shohih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang melarang hal tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Bolehkah seorang wanita yang sedang haid menyentuh mushhaf Al Qur’an ?
Telah terjadi perselisihan pendapat di kalangan ulama. Ulama yang melarang hal tersebut berdalil dgn ayat:
لاَّ يَمَسَّةُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ
Artinya:
“Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (QS. Al Waqi’ah: 79)

يَمُسُّ maksudnya adalah menyentuh mushhaf al Qur’an. المُطَهَّرُونَ maksudnya adalah orang-orang yang bersuci. Oleh karena itu tak boleh menyentuh mushaf al Qur’an kecuali bagi orang-orang yang telah bersuci dari hadats besar atau kecil.

Mereka juga berdalil dgn hadits Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menulis surat kepada penduduk Yaman & di dalamnya terdapat perkataan:
لاَّ يَمَسُّ الْقُرْاَنَ إِلاَّ طَا هِرٌ
“Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci.” (Hadits Al Atsram dari Daruqutni)

Sanad hadits ini dho’if namun memiliki sanad-sanad lain yang menguatkannya sehingga menjadi shahih li ghairihi (Irwa’ul Ghalil I/158-161, no. 122)

Ulama yang membolehkan wanita haid menyentuh mushhaf Al Qur’an memberikan penjelasan sebagai berikut:
إِنَّهُ لَقُرْءَانٌ كَرِيْمٌ فِي كِتَابٍ مَّكْنُو نٍ لاَّ يَمَسَّهُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ تَتِريلٌ مِّن رَّبِّ الْعَا لَمِينَ
“Sesungguhnya Al qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia pada kitab yang terpelihara. Tidak menyentuhya kecuali (hamba-hamba) yang disucikan. Diturunkan oleh Robbul ‘Alamin.” (QS. Al Waqi’ah: 77-80)

Kata ganti (-nya pada “Tidak menyentuhnya”) kembali kepada ﻛﺘﺎﺏ ﻣﻜﻨﻮﻥ (Kitab yang terpelihara). Ibnu ‘Abbas, Jabir bin Zaid, & Abu Nuhaik berkata, “(yaitu) kitab yang ada di langit”.

Adh Dhahhak berkata, “Mereka (orang-orang kafir) menyangka bahwa setan-setanlah yang menurunkan Al Qur’an kepada Muhammad shallallaahu’alaihi wa sallam, maka Allah memberitakan kepada mereka bahwa setan-setan tak kuasa & tak mampu melakukannya.” (Tafsir Ath Thobari XI/659).

Mengenai ﺍﻟﻤُﻄَﻬَّﺮُﻭﻥَ menurut pendapat beberapa ulama, di antaranya:

Ibnu ‘Abbas berkata, “Adalah para malaikat. Demikian pula pendapat Anas, Mujahid, ‘Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Adh Dhahhak, Abu Sya’tsa’ , Jabir bin Zaid, Abu Nuhaik, As Suddi, ‘Abdurrohman bin Zaid bin Aslam, & selain mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir (Terj.)]

Ibnu Zaid berkata, “yaitu para malaikat & para Nabi. Para utusan (malaikat) yang menurunkan dari sisi Allah disucikan; para nabi disucikan; & para rasul yang membawanya juga disucikan.” (Tafsir Ath Thobari XI/659)

Imam Asy Syaukani berkata dlm Nailul Author, Kitab Thoharoh, Bab Wajibnya Berwudhu Ketika Hendak Melaksanakan Sholat, Thowaf, & Menyentuh Mushhaf: “Hamba-hamba yang disucikan adalah hamba yang tak najis, sedangkan seorang mu’min selamanya bukan orang yang najis berdasarkan hadits:
الْمُؤْمِنُ لاَ يَنْجُسُ
“Orang mu’min itu tidaklah najis.” (Muttafaqun ‘alaih)

Maka tak sah membawakan arti (hamba) yang disucikan bagi orang yang tak junub, haid, orang yang berhadats, atau membawa barang najis. Akan tetapi, wajib utk membawanya kepada arti: Orang yang tak musyrik sebagaimana dlm firman Allah Ta’ala yang artinya,

“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis.” (QS. At Taubah: 28)

Di samping itu lafadz yang digunakan dlm ayat tersebut adalah dlm bentuk isim maf’ul-nya (orang-orang yang disucikan), bukan dlm bentuk isim fa’il (orang-orang yang bersuci). Tentu hal tersebut mengandung makna yang sangat berbeda.

Mengenai hadits “Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci”, Syaikh Nashiruddin Al Albani rahimahullah berkata, “Yang paling dekat -Wallahu a’lam- maksud “orang yang suci” dlm hadits ini adalah orang mu’min baik dlm keadaan berhadats besar, kecil, wanita haid, atau yang di atas badannya terdapat benda najis karena sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam: “Orang mu’min tidakah najis” & hadits di atas disepakati keshahihannya. Yang dimaksudkan dlm hadits ini (yaitu hadits Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci) bahwasanya beliau melarang memberikan kuasa kepada orang musyrik utk menyentuhnya, sebagaimana dlm hadits:
نَهَى أَنْ يُسَا فَرَ بِا لْقُرْانِ إِلَى أَرْضِ اْلعَدُو
“Beliau melarang perjalanan dgn membawa Al Qur’an menuju tanah musuh.” (Hadits riwayat Bukhori). 

Meski demikian, bagi seseorang yang berhadats kecil sedang ia ingin memegang mushaf utk membacanya maka lebih baik dia berwudhu terlebih dahulu. Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash berkata, “Aku sedang memegang mushhaf di hadapan Sa’ad bin Abi Waqash kemudian aku menggaruk-garuk. Maka Sa’ad berkata, ‘Apakah engkau telah menyentuh kemaluanmu?’ Aku jawab, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Berdiri & berwudhulah!’ Maka aku pun berdiri & berwudhu kemudian aku kembali.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dlm Al Muwaththa’ dgn sanad yang shahih)

Ishaq bin Marwazi berkata, “Aku berkata (kepada Imam Ahmad bin Hanbal), ‘Apakah seseorang boleh membaca tanpa berwudhu terlebih dahulu?’ Beliau menjawab, ‘Ya, akan tetapi hendaknya dia tak membaca pada mushhaf sebelum berwudhu”.

Ishaq bin Rahawaih berkata, “Benar yang beliau katakan, karena terdapat hadits yang dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Beliau bersabda, ‘Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci’ & demikian pula yang diperbuat oleh para shahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” (Dari Larangan-larangan Seputar Wanita Haid, dari Irwaul Gholil I/161 dari Masa’il Imam Ahmad hal. 5)

Abu Muhammad bin Hazm dlm Al Muhalla I/77 berkata, “Menyentuh mushhaf & berdzikir kepada Allah merupakan ibadah yang diperbolehkan utk dilakukan & pelakunya diberi pahala. Maka barangsiapa yang melarang dari hal tersebut, maka ia harus mendatangkan dalil.” (Jami’ Ahkamin Nisa’ I/188).

Kesimpulan:
Wanita yang sedang haid diperbolehkan menyentuh mushhaf Al Qur’an karena tak ada dalil yang jelas & shohih yang melarang hal tersebut. Wallaahu Ta’ala A’lam.

*)Sumber : salafy.web.id

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
Read More...
 
TOP