Friday, April 26, 2013
Antara Ketenaran dan Jilbab | Fathin Shidqia Lubis

Antara Ketenaran dan Jilbab | Fathin Shidqia Lubis

Antara Ketenaran dan Jilbab | Fathin Shidqia Lubis
Ketenaran Fathin Shidqia Lubis sudah tergolong fenomena nasional, mirip dengan fenomenalnya kasus video lipsync fenomenal Briptu Norman Kamaru, yang dalam waktu sekejap menggemparkan dunia musik tanah air. Namun tahukah kita siapa sebenarnya sosok Fathin Shidqia Lubis sebenarnya? berikut biodata singkat tentang Fathin.

Biodata Fathin Shidqia Lubis


Nama Lengkap : Fathin Shidqia Lubis
Nama Panggilan : Fathin
Nama Orang Tua

Ayah : Bahari Lubis
Ibu : Nurseha
Tempat/Tanggal Lahir : SMA 97 Jakarta Kelas 2 IPS
Umur : 16 Tahun
Hobi : Menyanyi
Aktifitas : Sekolah, Menyanyi
Facebook URL : https://www.facebook.com/FathinShidqiaLubis
Twitter URL : http://www.twitter.com/fatinsl
Google Plus URL : https://plus.google.com/u/0/105704867840913217808


Demikian biodata singkat Fathin Shidqia Lubis yang sy ambil dari berbagai info terkait, ketenaran beliau pun sempat dipuji dan bahkan di beri apresiasi dalam bentuk surat oleh MUI, yang bisa anda baca pada artikel Pesan MUI kepada Fathin Shidqia Lubis , Fathin memang mengundang berbagai sanjungan dari suara banyak pujian dari berbagai pihak dan dalam artikel sebelumnya tertera bahwa fathin akan terus menggunakan Jilbab nya meskipun telah tenar, namun akankah itu terwujud? 


Dilema beberapa artis mungkin tidak seperti manusia normal pada umumnya, mereka diharuskan untuk menjadi seperti yang produser dan manajer mereka, namun doa untuk Fathin tentulah untuk kebaikannya, semoga yang ia katakan pada MUI benar-benar terwujud dan menjadikannya pelopor Artis yang senantiasa menjaga marwahnya sebagai wanita muslimah yang meski mempunyai banyak fans dan harta tetap sebagai wanita muslimah, Amin ya rabbal alamin

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. A. ILLank
Read More...
Keistimewaan hari/malam Jumat | Kisah Ust. Jefri Al Bukhori

Keistimewaan hari/malam Jumat | Kisah Ust. Jefri Al Bukhori

Meninggal pada hari/malam Jumat | Kisah Ust. Jefry Al Bukhori
Sebagaimana keutamaan bulan-bulan/hari-hari tertentu dalam Islam, seperti contohnya Hari Jum'at, Malam Jum'at, Bulan Ramadhan, dan beberapa moment lainnya dalam Islam, sebagaimana di jelaskan dalam Al Quran dan hadist, memungkinkan seseorang mendapatkan keutamaan didalamnya.

Al-kisah Ust. Jefri Al Bukhori seorang yang begitu terkenal dengan kepiawaian nya mengajak pemuda-pemuda untuk senantiasa meningkatkan ketakwaannya kini telah di panggil oleh Allah subhanahu wata'ala, Ust.Jefri Al Bukhori yang biasanya disapa Uje' kini meninggal dunia akibat kecelakaan Jumat (26/4/13). Menurut kabar berita di media yang sempat disimak, Uje meninggal akibat kecelakaan motor pada Jumat dinihari Pkl. 01. 00 WIB terjadi di kawasan Pondok Indah Jakarta, dikabarkan bahwa motor Uje' menabrak pohon dan mengakibatkan beliau meregang nyawa.

Kisah di atas mengingatkan kita tentang ceramah-ceramah yang pernah disampaikan para ulama, yakni beberapa keutamaan pada hari-hari tersebut, namun apakah benar bahwa meninggal pada hari tersebut seperti yang di alami oleh Ust. Jefri Al Bukhori adalah salah satu kisah yang sangat erat kaitannya dengan ceramah-ceramah tersebut, makanya perlu kita ketahui apa saja yang menjadi keutamaan hari Jum'at tersebut.
HR Tarmidzi : 994
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dan Abu 'Amir Al 'Aqadi berkata; telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Sa'id dari Sa'id bin Abu Hilal dari Rabi'ah bin Saif dari Abdullah bin 'Amr berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur." Abu Isa berkata; "Ini merupakan hadits gharib." (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits ini sanadnya tidak muttasil. Rabi'ah bin Saif meriwayatkan dari Abu Abdurrahman Al Hubuli dari Abdullah bin 'Amr dan kami tidak mengetahui kalau Rabi'ah bin Saif pernah mendengar Abdullah bin 'Amr" (HR Tarmidzi : 994)
Keistimewaan hari/malam Jumat | Kisah Ust. Jefry Al Bukhori



Keutamaan Hari Jum`at 
1. Hari raya umat Islam yang terulang-ulang setiap pekan

Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada suatu Jum’at,

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّ هذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ لَكُمْ عِيْدًا

“Wahai segenap kaum muslimin, sesungguhnya ini adalah hari yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai hari raya bagi kalian.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamash-Shaghir dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

2. Terjadinya hari kiamat pada hari Jum’at

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ

“Sebaik-baik hari yang terbit matahari pada waktu itu adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan dari surga. Tidak akan terjadi kiamat selain pada hari Jum’at.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

3. Orang yang mati pada hari Jum’at ataumalam Jum’at akan dihindarkan dari fitnah (pertanyaan) kubur

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِ وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

“Tiada seorang muslim yang mati pada hari Jum’at atau malamnya kecuali Allah Subhanahu wata’ala akan menghindarkannya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma. Dalam Ahkam al-Janaiz, asy-Syaikh al-Albani menyatakannya hasan atau sahih dengan banyaknya jalan periwayatan)

4. Diharamkan menyendirikan puasa pada hari Jum’at tanpa dibarengi oleh puasa sehari sebelum atau setelahnya

Hal ini berlandaskan hadits Juwairiyyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kepadanya hari Jum’at dalam keadaan dia Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berpuasa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apakah kamu puasa kemarin?” Juwairiyah menjawab, “Tidak.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi apakah kamu ingin puasa esok hari?” Juwairiyah menjawab,“Tidak.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,“Berbukalah kamu!” (HR. al-Bukhari no. 1986)

5. Ada saat yang mustajab/dikabulkan bagi orang yang berdoa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hari Jum’at lalu bersabda,

فِيْهِ سَاعَةٌ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Pada hari itu ada saat yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya dalam keadaan dia berdiri shalat yang ia meminta sesuatu kepada Allah Subhanahu wata’ala melainkan akan dikabulkan oleh-Nya.” (HR. al-Bukhari no. 935)

Demikian beberapa keistimewaan hari/malam Jum'at dan dari kisah Ust. Jefri Al Bukhori di atas mungkin ada titik temu yang kita dapatkan bahwa meninggal pada saat tersebut ada beberapa keutamaan didalamnya, namun yang perlu kita ketahui bahwa segala ketentuan datangnya dari Allah subhanahu wata'ala apapun yang terjadi merupakan karena kehendaknya dan yang akan terjadi dan berlaku pada beliau itu adalah rahasia Allah dan tak seorang pun yang mengetahui selain DIA sang maha mengetahui.  Wallahu a’lam.

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. Desir Syair Rindu
Read More...
Thursday, April 25, 2013
Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 3

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 3

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 3
Kematian Rasulullah sudah digariskan, tak satupun mahluk mampu menghapus atau menundanya meski sedetik. Beberapa saat kemudian Abu Bakar keluar rumah dan mendapati Umar bin Khattab masih seperti semula, sedang berbicara pada orang-orang di sekelilingnya, "Duduklah wahai Umar" kata Abu Bakar. Namun Umar tetap berdiri bagaikan karang yang tak tergoyahkan ombak, orang-orang pun mulai menghadapkan wajahnya pada Abu Bakar.

Setelah beberapa kali menarik napas panjang, Abu Bakar berkata "Barangsiapa di antara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tetapi jika kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak pernah meninggal" sejenak Abu Bakar berhenti kemudian melanjutkan lagi, dan melantunkan satu ayat :
QS. Ali Imran 3:144
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur"(QS. Ali Imran 3:144)

Semua orang pun terpekur menundukkan kepala sedalam-dalamnya, andai pun bisa sepertinya mereka hendak membenamkan wajahnya pada padang pasir yang membentang, ayat yang dibacakan Abu Bakar telah menyadarkan mereka, seakan ayat ini tidak pernah turun sebelum dibacakan Abu Bakar kembali. Umar bin Khattab pun terjatuh, kedua kakinya seakan tidak mampu  menyangga beban berat badannya, lututnya tertekuk, tangannya menggapai pasir. Dikemudian umar berkata lagi tentang hari ini, "Demi Allah, setelah mendengar Abu Bakar membaca ayat tersebut aku seperti linglung, hingga tak kuasa mengangkat berat badan ku dengan kedua kaki, hingga tertunduk ke tanah saat mendengarkannya, kini aku sudah tahu bahwa Rasulullah benar-benar sudah meninggal dunia.

Demikianlah sosok Abu Bakar Ash Shiddiq, saat banyak orang lemah, ia berusaha tegar, bagai Oase bagi musafir di tengah sahara, bagaikan embun mendinginkan saat dada dan kepala sedang terbakar, Abu Bakar hadir menjadi telaga kebijakan.

Demikianlah sepenggal kisah Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua, kebenaran datangnya dari Allah subhanahu wataala, dan kekhilafan datangnya dari kami penulis.

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. A. ILLank
Read More...
Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 2

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 2

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 2
Kabar Duka Rasulullah dengan cepat menyebar, di tempat yang lain terlihat Umar bin Khattab berdiri menancapkan pedangnya di tengah pasar dan berteriak "Siapa yang mengatakan Rasulullah meninggal , akan aku potong tangan dan kakinya". "Rasulullah tidak meninggal, beliau menemui Rabbnya seperti Musa bin Imran, beliau akan kembali menemui kaumnya setelah di anggap meninggal dunia" lanjut teriakan umar dengan lantang, kematian Rasulullah salallahu alaihi wasallam seakan tidak bisa di terimanya.

Disatu tempat di dataran tinggi tampak debu mengepul dengan dashyat dan seekor kuda yang berpacu dengan cepat, di atas punggung kuda tersebut tampaklah wajah Abu Bakar Ash Shiddiq dengan wajah cemas tak tertahankan memacu kudanya dan berhenti tepat didepan mesjid, segera ia melompat turun dan memasuki mesjid lalu menyibak kerumunan orang-orang bagai singa yang menerkam mangsa, tanpa sepatah kata pun ia masuk menemui Aisyah dan melihat tubuh yang terbujur di pembaringan dengan penutup kain berwarna hitam.

Dibukanya penutup itu dan ditubrukkannya tubuh beliau seraya memeluk jasad Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam dengan tangis yang meledak. Abu bakar berbisik dengan lirih "Demi ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Allah tidak akan menghimpun pada dirimu dua kematian, jika kematian ini telah ditetapkan pada dirimu berarti engkau memang telah meninggal dunia", kata-kata itu seakan disampaikan pada dirinya sendiri.


©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. Desir Syair Rindu
Read More...
Kunjungan Syaikh Hasan dengan Pesan Untuk Pemuda

Kunjungan Syaikh Hasan dengan Pesan Untuk Pemuda

Kunjungan Syaikh Hasan dengan Pesan Untuk Pemuda
Syaikh Dr Hasan Abdul Hamid Bukhari saat di Maros.
(Foto: Maros.info)
Syaikh Dr. Hasan Abdul Hamid Bukhari Saat berkunjung ke Pesantren Darul Istiqamah Pusat, Maccopa Maros, Minggu (21/4/2013) lalu, dalam rangka kunjungan kerja ke Indonesia, Wakil Rektor Universitas Ummul Qura' Makkah Saudi Arabia  tersebut mengunjungi Maros . Acara  dipusatkan di halaman kampus Sekolah Putri Darul Istiqamah,  Maccopa Maros. Dalam kunjungan yang singkat ini beliau memberikan pesan agar upaya para orang tua dan pendiri pesantren harus tetap dijaga, demi kelangsungan Pesantren Darul Istiqamah yang sudah berumur lebih dari 40 tahun. "Saya  bangga bisa ke Indonesia, bisa berkunjung ke negeri yang luar biasa, apalagi mengunjungi lembaga yang menjadi pusat pendidikan keislaman generasi muda ini," ujar beliau.

Dalam jumpa yang singkat itu beliau juga berpesan yakni “Mari kita semua menyadari bahwa kita tidak sekadar menikmati Islam. Tapi ada orang yang berjuang, berjihad dan mengajarkan hukum syariah agar agama Islam senantiasa menghiasi pribadi muslim yang saat ini kita nikmati,” disamping itu Ia menambahkan, pengorbanan orangtua masa lalu harus menjadi inspirasi bahwa besok kita akan jadi orang tua dan akan punya tanggung jawab terhadap pembangunan generasi Islam saat ini dan masa akan datang. Ulama dulu menjaga Islam sehingga sampai dinikmati saat ini. Ada tiga poin yang perlu diketahui bersama. Orang tua kita menjaga dan berpegang teguh melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangannya.

Orangtua kita memiliki kesungguhan untuk mendidik kita semua.Mengajak kita mengamalkan agama Islam. Suatu kesungguhan yang luar biasa mereka memiliki kesabaran yang tinggi,” tambahnya. Hasan melanjutkan, orangtua mesti punya perhatian penuh pada anak-anak. Menjaga dari pengaruh lingkungan dengan pendidikan. Anak-anak berhak mendapat pencerahan pada agama Islam. Ini seakan mencerminkan fenomena global yang sedang menghantui Perjalanan Islam di Indonesia, Mungkin kita teringat pada kisah 5 siswi yang melecehkan Agama Islam yang bisa anda baca artikelnya disini moral kita seakan luntur oleh kejadian di atas, kejadian yang mencoreng nilai-nilai etika dan beragama kita.

Sumber : 

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. A. ILLank
Read More...
Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 1

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah | Hal. 1

Abu Bakar Ash Shiddiq dan Saat Terakhir Rasulullah
Dua puluh tiga tahun berlalu, hari itu kaum Muslimin benar-benar berkabung, waktu yang paling ditakuti akhirnya datang juga. Subuh dini hari tak seperti biasanya, di mimbar itu lazimnya Rasulullah berdiri memimpin shalat berjamaah, namun yang terjadi kali ini tidak demikian, mimbar itu kosong!. Mata teduh Rasulullah yang setiap kali menyapa wajah sahabatnya sebelum shalat subuh itu kini tiada, Rasulullah terserang demam yang sangat tinggi. Abu Bakar Ash Shiddiq menjadi orang kedua setelah Rasulullah kini bersiap-siap menjadi imam pengganti dengan segala keberatan hati.

Sewaktu Abu Bakar hendak mengangkat tangan seraya bertakbir, terlihat Rasulullah menyibak tirai kamarnya, sebagian sahabat menangkap isyarat ini dengan tanggapan bahwa Rasulukkah akan memimpin shalat seperti biasanya, seketika Abu Bakar Ash Shiddiq mundur dari mimbar dan bergabung kedalam shaf makmun di belakangnya, namun dugaan itu salah... dari kamar Rasulullah, beliau melambaikan tangan memberi isyarat agar shalat diteruskan dengan Abu Bakar sebagai Imam dan dengan gerakan yang sangat lemah Rasulullah kembali menutup tirai jendela dan menghilang dibaliknya.

Seluruh jemaah pun terhenyak dan tercekam hati dan perasaannya, sudahkah tiba waktunya? demikian mereka bertanya-tanya dalam hati dan ketika hari beranjak siang, sakit Rasulullah pun bertambah berat, disisinya, Fatimah selalu menemani setiap detik-detik terakhir. "Tak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini" Demikian kata Rasulullah yang sempat dibisikkannya pada Fatimah, lalu pupuslah bunga hidup Rasulullah saat itu. Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam wafat.


©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. A. ILLank
Read More...
Wednesday, April 24, 2013
Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 4

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 4

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 4
Kisah ini disadur dari buku inspiratif "Setengah Isi Setengah Kosong", diramu sedemikian sehingga bisa menjadi sebuah peristiwa yang bisa menjadi pelajaran buat kita para orang tua. Sambungan dari halaman 3

Air mata orang tua Ita pun tak berhenti meleleh ketika keluar dari ruang sang dokter, berjalan ke lorong dan melihat dari jauh wajah anaknya yang pucat pasi dibalik kaca membuat lelehan air mata itu semakin deras, mau dikata apa "Nasi sudah jadi Bubur" dan sampailah mereka pada saat anaknya harus masuk ke ruang operasi, beberapa jam setelah operasi efek obat bius pun sudah hilang, dan sadarlah Ita pun terbangun, terlihat bingung seraya menahan sakit melihat kedua tangannya dibalut kain putih, seketika ia menoleh ke arah orang tuanya, kebingungan Ita pun bertambah, orang tuanya menangis disampingnya.

Menahan rasa sakit dari tangannya Ita pun berkata "Ayah, Ibu..... Ita janji tidak akan melakukannya lagi.... Ita sayang ayah, ita sayang ibu ita juga sayang bibi, Ita minta ampun telah mencorat-coret mobil ayah" tangisan ayah, ibunya dan sang bibi pun semakin deras mendengar kata-kata tersebut, sang ibu pun lunglai seakan ingin pingsan dan bersandar ke bahu sang ayah. "Ayah, Ita minta tolong kembalikan tangan Ita, untuk apa di ambil, Ita janji ayah Ita ga akan nakal lagi, bagaimana kalau nanti Ita mau main sama teman-teman, Ibu... ayah.... tolong Ita minta tlong kembalikan tangan Ita.... atau ita pinjam sebentar saja, Ita mau menyalami ayah mama dan bibi untuk meminta maaf"

Tangis pun semakin merebak, aroma didalam kamar itu pun berubah menjadi sayu, mau dikata apa, Nasi sudah jadi bubur tidak ada lagi yang mampu dilakukan. 

Pemberian Hukuman memang adalah senjata ampuh untuk menegakkan kedisiplinan, namun aspek efektifitas hukuman harus selalu diperhatikan agar tidak berdampak pada penyesalan diri nantinya, kisah di atas adalah cerminan bahwa kita harus selalu belajar untuk tenang meskipun emosi sudah membutakan mata, saling bahu membahu untuk mengingatkan antara ayah dan ibu adalah salah satu upaya untuk meredam emosi. [Pen]


©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. Desir Syair Rindu
Read More...
Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 3

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 3

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 3
Kisah ini disadur dari buku inspiratif "Setengah Isi Setengah Kosong", diramu sedemikian sehingga bisa menjadi sebuah peristiwa yang bisa menjadi pelajaran buat kita para orang tua. Sambungan dari halaman 2

Hingga pada suatu malam, panas Ita pun tak kunjung reda bahkan semakin menjadi, Ita sering mengigau meminta maaf kepada orang tuanya "Ibu, ayah... Ita janji ga akan nakal lagi, maafkan Ita ayah, ibu!" Ita pun dilarikan ke rumah sakit malam itu juga, dengan perasaan cemas dan raut wajah yang was-was Ita pun masuk ke ruangan diagnosa dan ditangani langsung oleh dokter.

Tak berselang beberapa lama, dari hasil diagnosis dokter disimpulkan bahwa demam Ita dikarenakan infeksi kuman pada tangannya, tangan Ita di diagnosis sudah membusuk dan perlu dirawat secara seksama. Berjalan beberapa lama mungkin sekitar seminggu sudah Ita di opname, dokter pun memanggil ayah dan ibu Ita, sang dokter pun berkata "Tak ada pilihan lain....."

Dokter pun mengusulkan agar kedua tangan Ita di Amputasi karena infeksi yang terjadi sudah terlalu parah "Ini sudah bernanah dan membusuk, untuk menyelamatkan Ita, maka tangannya harus di amputasi" Ujar sang dokter.  Bagai tersambar petir, berita ini mengagetkan kedua orang tuanya, air matanya meleleh ditepian matanya, tangan sang ayah seketika bergetar ketika hendak menandatangani surat persetujuan amputasi tangan Ita.


©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. Desir Syair Rindu
Read More...
Monday, April 22, 2013
Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 2

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 2

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 2
Kisah ini disadur dari buku inspiratif "Setengah Isi Setengah Kosong", diramu sedemikian sehingga bisa menjadi sebuah peristiwa yang bisa menjadi pelajaran buat kita para orang tua. Sambungan dari halaman 1

Ampun ayah, sakit... ampun....sakitt...! Jerit Ita sambil menahan sakit di tangan yang sudah mulai mengeluarkan darah, sang ibu pun hanya termenung dan melihat saja seolah-olah merestui tindakan disiplin yang ditegakkan oleh suaminya. Puas menghajar Ita, sang ayah pun menyuruh pembantunya membawa Ita ke kamar, dengan perasaan dan hati teriris.

Suatu sore ketika Ita hendak dimandikan, Ita menjerit menahan pedih ditemani lelehan air mata seorang anak kecil yang begitu sadis dipukuli oleh ayah kandungnya sendiri. Keesokan harinya tangan Ita membengkak pembantu keluarga itu menyampaikannya perihal ini kepada orang tua Ita, namun yang mencengangkan tanggapan ibunya hanya mengatakan "Oleskan dengan obat saja!" agak kaget sebenarnya mengapa orang tuanya begitu dingin melihat anaknya sakit seperti ini namun apa mau dikata ini merupakan perintah dan dia hanyalah seorang pembantu.

Hari berganti hari suhu badan Ita makin tinggi, tangannya pun mulai terinfeksi, herannya lagi ketika di informasikan orang tuanya hanya menginstruksikan untuk memberikan obat penurun panas.

Bersambung ke Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 3

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. A. ILLank
Read More...
Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 1

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 1

Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 1
Kisah ini disadur dari buku inspiratif "Setengah Isi Setengah Kosong", diramu sedemikian sehingga bisa menjadi sebuah peristiwa yang bisa menjadi pelajaran buat kita para orang tua.

Dikisahkan sepasang suami istri yang kesehariannya sibuk dengan urusan pekerjaan, sehingga semua urusan yang menyangkut anak diberikan kepada pembantunya dirumah, suatu hari karena merasa bosan karena pembantu dirumah sibuk untuk menjemur pakaian di pekarangan belakang rumah, tinggallah anak yang bernama Ita tersebut di depan teras berdekatan dengan garasi mobil sang ayah, namanya juga anak-anak suka beexplorasi dia mencorat coret tanah di pekarangan dengan lidi, puas dengan mencorat-coret tanah anak itu kemudian menemukan sebuah paku berkarat dan mencoba mencorat-coret dinding, namun karena dinding tersebut keras mampirlah dia di mobil yang baru saja dibeli sebulan yang lalu, dicobanya mencoret sedikit sisi nya, saking senangnya melihat goresannya dia pun melanjutkan mencorat-coret sampai seluruh sisi mobil ayahnya yang baru itu.

Senang dengan hasil karyanya, dia pun kegirangan menyambut ayahnya dan dengan bangga memberitahukan ayahnya perihal gambarnya tersebut, bukannya pujian yang diterima melainkan kemarahan yang sangat besar. Pertama kali yang kena tampar oleh ayahnya adalah sang pembantu, karena dianggap tidak becus mengawasi Ita di rumah, setelah itu sampailah giliran Ita, demi mendisiplinkan anaknya sang ayah pun mulai mengajarkan anaknya tidak dengan kata-kata, melainkan dengan pukulan, Ita dipukul sedemikian sadis mulai dari punggung sampai tangannya dengan benda apa saja yang ditemukan oleh ayahnya, mulai dari mistar, ranting sampai lidi dengan disertai luapan keemosian yang tidak terkendali

Bersambung ke Hukuman | kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal.2

©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. Desir Syair Rindu
Read More...
 
TOP