Derita Rabi'ah sang gadis yatim piatu berlanjut dan bahkan semakin bertambah, ketika kota Basrah dilanda musibah kekeringan dan kelaparan, banyak penduduk miskin mati karena kelaparan, termasuk ketiga kakaknya yang lemah, sehingga tinggallah Rabi'ah seorang diri, seorang gadis sebatang kara tanpa sanak saudara.
Musibah itu mengakibatkan merajalelanya segala jenis kejahatan dan perbudakan, keberadaan Rabi'ah diketahui oleh orang jahat, Rabi'ah pun dijadikan budak dan dijual seharga enam dirham, orang yang membeli Rabi'ah pun menyuruhnya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang amat berat. Suatu ketika ia berjalan-jalan dan seseorang yang tak dikenalnya menghampirinya, dengan segera Rabi'ah mencoba melarikan diri dan kemudian ia tergelincir dan jatuh, sehingga tangannya terkilir.
Rabi'ah menangis tersedu sambil menundukkan mukanya ke tanah seraya berkata "Ya Allah, aku adalah orang asing di negeri ini yang tak mempunyai ayah dan bunda, aku adalah seorang tawanan yang tak berdaya. sedang tanganku cedera, dan tiada kesedihan dalam hatiku, satu-satunya yang kuharapkan adalah dapat memenuhi kehendak-Mu dan mengetahui apakah Engkau berkenan atau tidak" Sebuah suara yang tidak dijelaskan dari mana asalnya berkata pada Rabi'ah "Rabi'ah, janganlah engkau berduka, esok lusa engkau akan dimuliakan sehingga malaikat-malaikat iri kepadamu"
Rabi'ah pun berlari kerumah tuannya dan merawat cedera tangannya hingga sembuh, kejelasan tentang berapa lama rabiah mengalami perbudakan tidak dijelaskan secara terperinci.
*) Sumber : Buku | Muhabbah Cinta - Rabi'ah Al-AdawiyahBersambung ke Kisah Rabi'ah Al-Adawiyah | Perintis Cinta Ilahi [6]
©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
0 komentar :
Post a Comment