Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kecintaan untuk mendapatkan apa yang dicinta sebagai jalan untuk menciptakan ketaatan dan ketundukan pada-Nya berdasarkan ketulusan cinta sebagai suatu bukti yang menggerakkan jiwa kepada berbagai bentuk kesempurnaan sebagai sugesti untuk mencari dan mendapatkan cinta itu. cinta menganugrahkan kita kita kemampuan alam atas dan alam bawah sadar kita untuk mengeluarkan kesempurnaan-Nya . Cinta diciptakan Allah dalam berbagai versi nya, beberapa di antaranya adalah :
Cinta Kepada sang Pencipta
Cinta dalam versi ini adalah cinta yang berasal dari sudut hati yang paling dalam, yg ditujukan pada Sang Pencipta (Allah SWT), kecintaan kita pada sang pencipta adalah wujud rasa syukur kita sebagai manusia yang diciptakaan oleh Allah untuk menebar kebaikan dimuka bumi.
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS: Al Ma'idah 5:54)
Alkisah sewaktu Husain (cucu Rasulullah Saw) masih kecil bertaya kepada ayahnya, Ali RA:
Husain : "Apakah engkau mencintai Allah?"
Ali RA : "Ya"
Husain : "Apakah engkau mencintai kakek dari Ibu?"
Ali RA : "Ya"
Husain : "Apakah engkau mencintai Ibuku?"
Ali RA : "Ya"
Husain : "Apakah engkau mencintaiku?"
Ali RA : "Ya"
Terakhir Si Husain yang masih polos itu bertanya,
Husain : "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?"
Husain : "Ayahku, bagaimana engkau menyatukan begitu banyak cinta di hatimu?"
Ali RA : "Anakku, pertanyaanmu hebat! Cintaku pada kekek dari ibumu (Nabi Muhammad SAW), ibumu (Fatimah RA) dan kepada kamu sendiri adalah kerena cinta kepada Allah".
Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.
Karena sesungguhnya semua cinta itu adalah cabang-cabang cinta kepada Allah Swt. Setelah mendengar jawaban dari ayahnya itu Husain jadi tersenyum mengerti.
Cinta Kepada yang Allah Cintai
Cinta Versi ini adalah cinta yang membedakan Orang Muslim dan Orang kafir, cinta jenis ini merupakan bentuk kecintaan kepada Allah SWT dimana, kecintaan kita akan sesuatu/seseorang benar-benar berdasar pada kecintaan Allah akan sesuatu/seseorang itu, contohnya Kecintaan Kepada Kekasih Khalil Allah yaitu Muhammad SAW, dan Para Nabi dan Rasulnya, Kecintaan Kepada Al Quran, Kecintaan Kepada Kebaikan (yang menurut Allah mendatangkan kecintaan terhadapnya) seperti Dzikir dan lainnya. Allah SWT dalam Firman-Nya :
"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(QS. Al Imran 3:31)
Cinta yang disebabkan Cinta Kepada Allah
Cinta Versi ini adalah cinta yang didasarkan pada kecintaan kita kepada Allah, kita mencintai sesuatu karena itu merupakan wujud kecintaan kita kepada Allah SWT, cinta dalam jenis ini lebih condong kepada kecintaan kepada sesuatu/seseorang karena kita cinta kepada Allah, mirip dengan cinta kepada yang Allah cintai, namun sangat berbeda objeknya, cinta kepada Allah menjadi sesuatu yang sangat mendasar dikarenakan kita mencintai sesuatu/seseorang dikarenakan dia adalah Ciptaan Allah SWT, contohnya Mencintai Akhwat dan mengaguminya karena dia (akhwat) tersebut adalah salah satu bentuk ciptaan Allah.
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS Al-Munafiqun : 9)
“Tidak ada perkara yang lebih mendekatkan hambaku denganku daripada Kewajiban yang aku wajibkan kepadanya. Hambaku sentiasa mendekatkan diriku dengan amalan-amalan Sunnah sehinggalah aku cinta kepadanya.”HR Bukhari (6137)
Cinta Kepada Sesuatu yang bukan Karena Allah
Cinta Jenis ini adalah suatu kekufuran dan kemudaratan, mencintai sesuatu bukan karena dasar kecintaan kita kepada Allah, melainkan kita mempersekutukannya (mencintai hal lain yang di banding-bandingkan dengan Allah), contohnya Mencintai (menyembah) berhala, kecintaan yang berlebihan kepada sesuatu/seseorang baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
"Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir."(QS An Nahl 16:107)
dan janji Neraka pun jelas kepada orang-orang yang murtad, dan orang-orang yang menyembah selain Allah SWT, Allah Berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui"(QS Al Ma'idah 5 : 54)
dan dalam ayat lain, Allah Berfirman :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS al-Baqarah 2 : 165)
Cinta Kepada Sesuatu Secara Alamiah
Cinta versi ini adalah kecintaan yang berdasar pada kebutuhan manusia, namun perlu dipertegas bahwa cinta jenis ini adalah cinta yang bersumber pada kecintaan kita kepada Allah juga, contohnya Cinta Kepada Makanan, minuman, pakaian dan berbagai hal lain yang dibutuhkan manusia untuk melakukan aktifitas kita sehari-hari dikarenakan ibadah kepada Allah.
Al kisah Nabi Ibrahim AS berdoa kepada Allah SWT memohon untuk diberikan seorang anak, Setela Nabi Ibrahim AS memohon seorang anak dan dikabulkan, maka cintanya kepada sang anak melekat di hatinya, hingga kekasihnya (Allah) cemburu kepada khalilnya (Ibrahim) yang telah memberi tempat dalam hatinya kepada selain Dia, lalu Allah SWT pun menyuruh Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Perintah menyembelih itu datang saat beliau tidur. Perintah itu menjadi ujian yang besar bagi Nabi Ibrahim AS. Pada hakekatnya tujuannya bukan penyembelihan anak , tetapi penyembelihan hati untuk memurnikan kembali cintanya kepada Allah. Setelah khaliel Ibrahim benar-benar melaksanakan penyembelihan terhadap anaknya, sebagai sebagai bukti mendahulukan cintanya kepada Allah daripada cintanya kepada anaknya,maka tercapailah tujuan tersebut.
Dari kisah di atas di tarik beberapa hikmah didalamnya, bahwa secinta-cintanya kita pada sesuatu/seseorang tidaklah boleh berlebih-lebihan, melainkan itu adalah bagian/cabang-cabang dari Cinta Kepada Allah SWT, tidaklah sia-sia cinta yang kita berikan kepada Allah karena Allah pun akan mencintai kita lebih dari yang kita berikan, Dalam Firmannya QS al-Baqarah :165 pada surah di atas Penggalan ayat yang artinya :
"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.”
Maka sudah sepatutnya lah kita beriman Kepada Allah agar kita di cintai dan dikasihi, sesungguhnya suatu kemalangan kepada orang-orang yang mencintai (sesuatu/seseorang) bukan dengan jalan yang di Ridhoi.
Wallahu Alam
*) Sumber : loveloveislam.com, unisys.uii.ac.id,
Buku : Taman Orang-Orang yang jatuh cinta dan memendam rindu
©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
0 komentar :
Post a Comment