Bolehkah ku membagi cinta?
Cinta diciptakan Allah dengan kemurniannya, cinta dengan dasar kecintaan terhadap Allah SWT adalah cinta yang murni, cinta yang menjunjung tinggi nilai esensial dari cinta itu sendiri. Cinta adalah perwujudan dari kasih sayang dan keinginan murni dari seorang insan/manusia dimana cinta bergerak dengan irama yang sangat indah, mampu memberikan kekuatan dan mampu pula memberikan pukulan yang pahit pagi pemujanya. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Kecintaan Kepada Sesuatu/seseorang ciptaan Allah adalah salah satu bentuk cinta yang yang diperbolehkan dalam Islam, Allah berfirman :
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)".(QS. Al Imran 3:14)
Penciptaan kecintaan kepada apa yang di inginkan manusia seperti wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang, terkadang membagi cinta kita dan bahkan sering kali membuat kita lupa akan cinta kita kepada Allah SWT,kecintaan yang seperti ini bahkan akan membawa kita ke arah yang tidak di Ridhai Allah SWT.
Di zaman yang serba simple dan instan ini, kerap kali kita menjumpai hal-hal yang dipertuhankan oleh seseorang, entah itu berupa Harta, Kecantikan, Jabatan ataupun sesuatu yang bisa menjerumuskan kita, kecintaan seperti itu sering kali membagi cinta kita kepada Allah dan membangun persepsi yang berlebih-lebihan dalam mencintai sehingga membuat kita lalai dan melupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim.
Kecintaan terhadap Harta
Mencintai harta akan membawa kita kepada aktifitas untuk lebih giat dalam berusaha, namun sering kali kecintaan kita terhadap harta lebih dari pada yang lain sehingga membawa kita melupakan kewajiban kita sebagai umat muslim seperti Shalat, Zakat, Puasa dan sebagainya. kecintaan seperti ini adalah terlarang dalam Islam, mencintai secara berlebihan dan membawa kemudaratan. Allah Berfirman :
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A’raaf 7:31)
kecintaan terhadap harta yang berlebih-lebihan sangat memungkinkan membawa kita ke arah yang tidak di cintai Allah SWT, Salah satu contoh nyata, yakni para Koruptor yang ada di Indonesia dan di berbagai belahan dunia, seakan harta adalah tuhan, sehingga menghalalkan berbagai cara untuk memperbanyak harta bahkan sampai menindas dan menganiaya orang lain, baik secara fisik maupun psikis.
Kecintaan Terhadap Seseorang
Mencintai seseorang merupakan suatu anugrah yang diberikan Allah pada kita, meski dalam tatanan kehidupan mencintai seseorang terkadang smpai mengorbankan segala sesuatu, dalam beberapa kasus ada yang sampai mengorbankan keluarga (Kawin Lari), ada yang sampai mengorbankan harta (Perkawinan kontrak) dan bahkan ada yang mengorbankan diri sendiri (cinta berdasarkan Nafsu). Dalam segi penafsiran Islam, cinta seperti ini adalah cinta yang dilarang oleh agama, jika lebih banyak mudarat dari pada manfaatnya.
Dalam realita sekarang, terkadang cinta bisa membutakan bahkan melumpuhkan seseorang, begitu dashyatnya kekuatan cinta, mampu membangun seseorang lebih baik bahkan mampu menjatuhkan orang menjadi terpuruk bahkan sampai sangat terpuruk. Cinta mampu memperbudak manusia dari remaja smpai orang dewasa, memperalat mereka melakukan kemaksiatan, mengagung-agungkan cinta seperti mengagung-agungkan/mempertuhankan cinta itu sendiri.
Makna cinta seakan bergeser dari ciptaan Allah menjadi Tuhan (Allah SWT), padahal cinta itu sendiri hasil ciptaan Allah SWT yang patut kita syukuri keberadaannya. bagai terperosok kejurang Cinta dengan dasar yang sangat dalam, dan tak mampu keluar, cinta menjelma jadi tuhan sehingga para pecinta (cinta lawan jenis) melupakan kodratnya sebagai hamba Allah SWT. Rasulullah SAW bersabdah :
"Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu." (HR. Al-Tirmidzi).
Cinta Kepada Jabatan/Amanah
Jabatan adalah salah satu reward yang didapatkan dari usaha dan kerja keras, usaha yang baik dan selalu berpegang pada Ridha Allah akan mendatangkan kebaikan, namun dalam fenomenanya kecintaan terhadap jabatan sering kali membawa kita kepada hal-hal yang sangat bertentangan dengan syariat Islam, Berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu sudah dijelaskan dalam Surah Al-A`raaf 7:31 bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak disenangi oleh Allah SWT. Godaan jabatan adalah godaan yang sangat berat, dilihat dari sisi manusia yang sering kali menelan Air Laut, tak ada kepuasan ketika telah mendapatkan jabatan tertentu, maka akan melirik jabatan yang lebih di atasnya, Jabatan adalah sebuah amanat yang diemban oleh pemegang amanat tersebut, jabatan diberikan sebagai amanah yang diemban seorang manusia untuk dipergunakan sebaik-baiknya, namun apakah dalam Islam ini diperbolehkan? tentu saja boleh, dikarenakan dunia ini adalah sebuah keseimbangan, ada kaya ada miskin, ada pemimpin dan ada yang dipimpin, Allah Berfirman :
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh" (QS. Al-Ahzab 33:72)
dan dalam surah :
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An Nisaa 5:58)
dalam penjelasan ayat di atas, maka sungguh malang lah orang yang menerima suatu jabatan/Amanah jika orang tersebut menggunakannya bukan untuk kemaslahatan ummat, dan berbahagialah jika seseorang menggunakan jabatannya sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam Al Quran dan Hadist, bahwa jabatan itu punya beban dan tanggung jawab tersendiri, dan jika orang tersebut bijak dalam menggunakan jabatannya maka Surga lah Imbalannya, dan jika dia lalai, maka Neraka lah imbalannya pula.
Membagi cinta itu diperbolehkan dengan proporsi nya masing-masing, tak ada larangan dalam membagi cinta, namun yang paling penting diketahui, apakah dalam pembagian cinta tersebut masihkah kita mensyukurinya? dengan kata lain bahwa cinta kita terhadap ketiga garis besar cinta yang kontroversional di atas harus didasari pada cinta kita kepada Allah SWT, jika tidak demikian maka sangsi yang kita dapatkan adalah Neraka, Naudzubillah Min dzalik.
Wallahu Alam
Wallahu Alam
©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank
0 komentar :
Post a Comment