Rabi'ah lahir dalam kondisi miskin, Ismail ayahanda Rabi'ah memberikan nama kepada anak ke empatnya dengan nama Rabi'ah, namun yang terjadi Istri dan ketiga anaknya tidak setuju dengan nama itu, karena dianggap aneh dan kurang baik, Ismail pun bersedih dalam kesedihan itu, suatu malam Ismail bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW berkata "Janganlah engkau bersedih karena putrimu kelak akan menjadi seorang wanita mulia, sehingga banyak orang yang menginginkan syafaatnya" didalam mimpinya Rasulullah menyuruh ayahanda Rabi'ah untuk menulis sepucuk surat yang berisi pesan Rasulullah SAW, isi surat tersebut adalah seperti dibawah ini
"Hai Amir, engkau biasanya shalat 100 Rakaat tiap malam dan setiap malam Jum'at 400 Rakaat, tapi pada Jum'at terakhir, engkau lupa melaksanakannya, oleh karena itu hendaklah engkau membayar 400 Dinar kepada orang yang membawa surat ini, sebagai kifarat atas kelalaian itu"
Diwaktu pagi pun, ayahanda Rabi`ah menulis sepucuk surat seperti yang dipesankan oleh Rasulullah dan pergi ke istana Amir, karena tak dapat ketemu secara langsung maka surat tersebutpun diserahkan kepada pengawal istana yang langsung pergi menghadap Amir, ketika Amir membaca surat yang dibawa oleh ayahanda Rabi'ah, ia segera memerintahkan untuk segera menyerahkan 400 Dinar, namun beberapa menit kemudian dibatalkan perintahnya seraya berkata "Biarlah saya sendiri yang mengantarkan uang ini, sebagai penghormatan terhadap orang yang mengirimkan pesan ini dan saya akan mengawasi anaknya yang mulia ini (Rabi'ah).
Dengan peristiwa tersebut, maka berubahlah pandangan dan persepsi Ismail dan istrinya terhadap anak perempuannya yang ke empat, kemudian mereka menyambut kehadiran Rabi'ah dengan bahagia.
Bersambung Kisah Rabi'ah Al-Adawiyah | Perintis Cinta Ilahi [3]
0 komentar :
Post a Comment