Ampun ayah, sakit... ampun....sakitt...! Jerit Ita sambil menahan sakit di tangan yang sudah mulai mengeluarkan darah, sang ibu pun hanya termenung dan melihat saja seolah-olah merestui tindakan disiplin yang ditegakkan oleh suaminya. Puas menghajar Ita, sang ayah pun menyuruh pembantunya membawa Ita ke kamar, dengan perasaan dan hati teriris.
Suatu sore ketika Ita hendak dimandikan, Ita menjerit menahan pedih ditemani lelehan air mata seorang anak kecil yang begitu sadis dipukuli oleh ayah kandungnya sendiri. Keesokan harinya tangan Ita membengkak pembantu keluarga itu menyampaikannya perihal ini kepada orang tua Ita, namun yang mencengangkan tanggapan ibunya hanya mengatakan "Oleskan dengan obat saja!" agak kaget sebenarnya mengapa orang tuanya begitu dingin melihat anaknya sakit seperti ini namun apa mau dikata ini merupakan perintah dan dia hanyalah seorang pembantu.
Suatu sore ketika Ita hendak dimandikan, Ita menjerit menahan pedih ditemani lelehan air mata seorang anak kecil yang begitu sadis dipukuli oleh ayah kandungnya sendiri. Keesokan harinya tangan Ita membengkak pembantu keluarga itu menyampaikannya perihal ini kepada orang tua Ita, namun yang mencengangkan tanggapan ibunya hanya mengatakan "Oleskan dengan obat saja!" agak kaget sebenarnya mengapa orang tuanya begitu dingin melihat anaknya sakit seperti ini namun apa mau dikata ini merupakan perintah dan dia hanyalah seorang pembantu.
Hari berganti hari suhu badan Ita makin tinggi, tangannya pun mulai terinfeksi, herannya lagi ketika di informasikan orang tuanya hanya menginstruksikan untuk memberikan obat penurun panas.
Bersambung ke Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 3
Bersambung ke Hukuman | Kisah Inspiratif untuk orang tua | Hal. 3
©2013 Copyright Ciniki Ronk A. ILLank Written By. A. ILLank
0 komentar :
Post a Comment